Kontroversi tentang hadits-hadits yang
mengabarkan akan datangnya kembali Nabi Isa ‘alaihis
salam memang menarik diperhatikan, utamanya bagi para peneliti dan pencari
ilmu.
1.
Contoh Hadis tentang datangnya Imam Mahdi dan Nabi Isa
‘alaihis salam
Banyak sekali jumlah Hadits tentang datangnya
Imam Mahdi dan Nabi Isa ibnu Maryam ‘alaihis salam, namun dirasa cukup
dengan 3 Hadits sebagai contoh, yaitu:
Kemudian Isa ibnu Maryam ‘alaihimas
salam datang dari arah barat dengan membenarkan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
agamanya, lalu ia membunuh Dajjal (Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya,
Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dan Ar-Ruyani, Al-Hakim dalam Adh-Dhiya’ul-Muqaddas
fil-Mukhtarah dari Samrah radhiyallahu
‘anh dan Kanzul-Umal, Juz XIV/387
Kemudian Isa ibnu Maryam turun dengan membenarkan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas
agamanya sebagai Imam Mahdi dan Hakim yang adil, lalu ia membunuh Dajjal (Ath-Thabrani dalam Al-Kabir
dari Anillah bin Mughaffal radhiyallahu
‘anh dan Kanzul-Umal, Juz XIV/38808)
Dan demi Dzat yang jiwaku berada
di Tangan-Nya, sungguh Isa ibnu Maryam hampir turun di kalangan kamu sebagai
hakim yang adil, imam yang adil, lalu ia akan memecahkan salib, membunuh
Dajjal, meletakkan pajak, membagi-bagikan harta sampai-sampai tiada seorang pun
yang menerimanya, sehingga sekali sujud lebih baik daripada dunia dan apa yang
ada di dalamnya (Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, Al-Bukhari, Muslim,
At-Turmudzi, Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anh dan Kanzul-Umal, Juz
XIV/38842)
Menurut penelitian Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukani, Hadis-hadis tentang Al-Mahdi dan
Isa Al-Masih adalah mutawatir, bukan dhaif apalagi maudhu’ sebagaimana kata
beliau berikut ini:
Dengan semua apa-apa
yang telah kita sebutkan sudah ditetapkan bahwa Hadis-hadis yang berhubungan
dengan Al-Mahdi yang ditunggu-tunggu, Hadis-hadis yang berhubungan dengan
Dajjal dan Hadis-hadis yang berhubungan dengan turunnya Isa Al-Masih itu adalah
mutawatir (Chujajul-Kiramah, hal. 434).
Dengan demikian Hadits tentang datangnya Imam Mahdi dan Isa
Al-Masih Ibnu Maryam itu tidak diragukan kebenaran dan keshahihannya, karena
banyak sahabat Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
meriwayatkannya. Perlu diketahui bahwa dalam Hadis tersebut Isa ibnu Maryam itu
dinyatakan sebagai Imam Mahdi, dengan demikian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa Imam Mahdi dan Isa ibnu Maryam yang dijanjikan
kedatangannya pada akhir zaman itu adalah satu orang yang memiliki 2 gelar,
bukan menunjukkan 2 orang yang berbeda.
2. Nama para Sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meriwayatkan
Diantara para sahabat Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meriwayatkan
tentang akan datangnya Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam adalah Abdullah
ibnu Abbas, Abdullah ibnu Umar, Thalhah, Ibnu Mas’ud, Abu Hurairah, Anas bin
Malik, Abu Sa’id Al-Khudri, Ummu Habibah, Ummu Salamah, Tsauban, Qurrah bin
Ilyas radhiyallahu ‘anhum. Dengan demikian kebenaran Hadits-hadits
tersebut sangat meyakinkan, tidak ada keraguan sedikitpun. Terlebih Nabi
Muhammad Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa mencintai para sahabat dan keluarga beliau itu adalah
asas bagi agama Islam,beliau bersabda:
Islam itu telanjang, maka pakaiannya adalah rasa malu, perhiasannya
adalah menunaikan janji, kehormatannya adalah amal saleh dan tiangnya adalah
menjauhi setiap yang tidak baik. Segala sesuatu mempunyai pondasi, sedang
pondasi Islam adalah mencintai para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mencintai keluarga rumahnya
(Ibnu An-Najjar dari Al-Husain bin Ali radhiyallahu
‘anh dan Kanzul-Ummal, Juz XI/32523)
3. Kitab-kitab
yang Memuat Hadits tentang Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam
Kitab-kitab yang mengandung Hadits Al-Mahdi
antara lain ialah kitab Hadits Ad-Daruquthni, At-Turmudzi, Abu Daud, Al-Bazzar,
Ibnu Majah, Al-Hakim, Ath-Thabari (lihat Muqaddamah Ibnu Khaldun, pasal 52,
halaman 311) sedang kitab-kitab yang mengandung tentang Nabi Isa, Ibnu Maryam
atau Al-Masih antara lain: Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Turmudzi, An-Nasa’I
dan Adh-Dhiya’, Ibnu Majah, Musnad Ahmad bin Hanbal, Al-Mustadrak karya
Al-Hakim, Fawa’idul-‘Iraqin, Ath-Thayalis, Al-Hilyah Abu Nu’aim, Ad-Dailami dan
Kanzul-Ummal Fi Sunanil Aqwal wal-Af’al karya Allamah Alauddin Ali Al-Muttaqi
bin Hisamuddin Al-Hindi Al-Burhan Fauri wafat 975 H.
Menurut Ulama Ahlis-Sunnah
wal-Jamaah beriman kepada Imam Mahdi atau Nabi Isa ‘alaihis salam adalah
wajib, sebagaimana tertulis:
Beriman kepada datangnya Imam Mahdi itu wajib,
sebagaimana telah dibenarkan oleh para Ulama dan telah dijelaskan dalam
aqidah-aqidah Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah dan juga diakui oleh Ahlusy-Syi’ah
(Lawaichul-Anwaril-Bahiyah, Juz II, hal. 80).
4. Pendapat Mu’tamar NU
Dalam Mu’tamar Nahdlatul Ulama’ ke-3 di
Surabaya, tanggal 12 Rabiul Tsani 1347H./ 28 September 1928 M, Mu’tamar
mengeluarkan ittifaq hukum mengenai beberapa masalah diniyah termasuk masalah
Al-Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam bahwa mereka mewajibkan untuk
meyakini turunnya Nabi Isa pada akhir zaman sebagai Nabi dan Rasul yang
melaksanakan syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Agar lebih mantap dan jelas, silakan membaca
kutipan berikut ini:
46. S. Bagaimana pendapat Muktamar tentang Nabi Isa as
setelah turun kembali ke dunia. Apakah tetap sebagai Nabi dan Rasul? Pada hal
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir. Dan apakah madzhab empat itu akan tetap
ada pada waktu itu?
J. Kita
wajib berkeyakinan bahwa Nabi Isa as itu akan diturunkan kembali pada akhir
zaman nanti sebagai Nabi dan Rasul yang melaksanakan syariat Nabi Muhammad SAW
dan hal itu, tidak berarti menghalangi Nabi Muhammad sebagai Nabi yang
terakhir, sebab Nabi Isa as hanya akan melaksanakan syari’at Nabi Muhammad.
Sedang madzhab empat pada waktu itu hapus (tidak berlaku) (Masalah Keagamaan
Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama kesatu – 1926 s/d kedua puluh
sembilan 1994, K.H.A. Aziz Masyhuri, diterbitkan PP RMI Bekerja sama dengan
Dinamika Press Surabaya, 1997, halaman 36)
Pendapat Ulama
Nahdlatul Ulama (NU) tersebut, mereka sokong dengan keterangan dari kitab
Syarakh Ar Raudl Juz III. Penjelasan
tersebut menyatakan bahwa turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam akhir zaman
itu tidak bertentangan dengan ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam itu Khataman-Nabiyyin karena beliau tidak menghapus,
bahkan menetapkan syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan mengamalkannya. Adapun cara Allah ta’ala dalam mengajarkan syari’at Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam kepada Al-Mahdi atau Nabi Isa as
itu dengan memberikan wahyu melalui malaikat Jibril as. Jadi, keyakinan warga
Jemaat Ahmadiyah yang menyatakan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi
dan Nabi Isa ‘alaihis salam yang dijanjikan kedatangannya oleh Sayyidina
Nabi kita Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam itu tidak bertentangan dengan
Al-Quran, Hadits, pendapat Ulama zaman dulu, Ulama NU (Nahdlatul Ulama) serta
Ulama yang mengaku Ahlis-Sunnah wal-Jamaah. Bahkan, beliau itu merupakan bukti nyata
dari kebenaran Al-Quran, Hadits dan pendapat para Ulama sebelum dan sesudahnya
yang mengaku sebagai golongan Ahlis-Sunnah wal-Jamaah.
Ditulis
oleh:
Abdul
Rozzaq (Dosen Sekolah Mubaligh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar