Senin, 23 Juli 2012

IMAM MAHDI dan NABI ISA as ?


Kontroversi tentang hadits-hadits yang mengabarkan akan datangnya kembali Nabi Isa ‘alaihis salam memang menarik diperhatikan, utamanya bagi para peneliti dan pencari ilmu.

1.      Contoh Hadis tentang datangnya Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam

Banyak sekali jumlah Hadits tentang datangnya Imam Mahdi dan Nabi Isa ibnu Maryam ‘alaihis salam, namun dirasa cukup dengan 3 Hadits sebagai contoh, yaitu:

Kemudian Isa ibnu Maryam ‘alaihimas salam datang dari arah barat dengan membenarkan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan agamanya, lalu ia membunuh Dajjal (Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dan Ar-Ruyani, Al-Hakim dalam Adh-Dhiya’ul-Muqaddas fil-Mukhtarah dari Samrah radhiyallahu ‘anh dan Kanzul-Umal, Juz XIV/387

Kemudian Isa ibnu Maryam turun dengan membenarkan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas agamanya sebagai Imam Mahdi dan Hakim yang adil,  lalu ia membunuh Dajjal (Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dari Anillah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anh dan Kanzul-Umal, Juz XIV/38808)

Dan demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh Isa ibnu Maryam hampir turun di kalangan kamu sebagai hakim yang adil, imam yang adil, lalu ia akan memecahkan salib, membunuh Dajjal, meletakkan pajak, membagi-bagikan harta sampai-sampai tiada seorang pun yang menerimanya, sehingga sekali sujud lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya (Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, Al-Bukhari, Muslim, At-Turmudzi, Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anh dan Kanzul-Umal, Juz XIV/38842)

Menurut penelitian Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukani, Hadis-hadis tentang Al-Mahdi dan Isa Al-Masih adalah mutawatir, bukan dhaif apalagi maudhu’ sebagaimana kata beliau berikut ini:

Dengan semua apa-apa yang telah kita sebutkan sudah ditetapkan bahwa Hadis-hadis yang berhubungan dengan Al-Mahdi yang ditunggu-tunggu, Hadis-hadis yang berhubungan dengan Dajjal dan Hadis-hadis yang berhubungan dengan turunnya Isa Al-Masih itu adalah mutawatir (Chujajul-Kiramah, hal. 434).

Dengan demikian Hadits tentang datangnya Imam Mahdi dan Isa Al-Masih Ibnu Maryam itu tidak diragukan kebenaran dan keshahihannya, karena banyak sahabat Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meriwayatkannya. Perlu diketahui bahwa dalam Hadis tersebut Isa ibnu Maryam itu dinyatakan sebagai Imam Mahdi, dengan demikian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa Imam Mahdi dan Isa ibnu Maryam yang dijanjikan kedatangannya pada akhir zaman itu adalah satu orang yang memiliki 2 gelar, bukan menunjukkan 2 orang yang berbeda.


2. Nama para Sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meriwayatkan
Diantara para sahabat Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meriwayatkan tentang akan datangnya Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam adalah Abdullah ibnu Abbas, Abdullah ibnu Umar, Thalhah, Ibnu Mas’ud, Abu Hurairah, Anas bin Malik, Abu Sa’id Al-Khudri, Ummu Habibah, Ummu Salamah, Tsauban, Qurrah bin Ilyas radhiyallahu ‘anhum. Dengan demikian kebenaran Hadits-hadits tersebut sangat meyakinkan, tidak ada keraguan sedikitpun. Terlebih Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa mencintai para sahabat dan keluarga beliau itu adalah asas bagi agama Islam,beliau bersabda:

Islam itu telanjang, maka pakaiannya adalah rasa malu, perhiasannya adalah menunaikan janji, kehormatannya adalah amal saleh dan tiangnya adalah menjauhi setiap yang tidak baik. Segala sesuatu mempunyai pondasi, sedang pondasi Islam adalah mencintai para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mencintai keluarga rumahnya (Ibnu An-Najjar dari Al-Husain bin Ali radhiyallahu ‘anh dan Kanzul-Ummal, Juz XI/32523)


3. Kitab-kitab yang Memuat Hadits tentang Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam
Kitab-kitab yang mengandung Hadits Al-Mahdi antara lain ialah kitab Hadits Ad-Daruquthni, At-Turmudzi, Abu Daud, Al-Bazzar, Ibnu Majah, Al-Hakim, Ath-Thabari (lihat Muqaddamah Ibnu Khaldun, pasal 52, halaman 311) sedang kitab-kitab yang mengandung tentang Nabi Isa, Ibnu Maryam atau Al-Masih antara lain: Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Turmudzi, An-Nasa’I dan Adh-Dhiya’, Ibnu Majah, Musnad Ahmad bin Hanbal, Al-Mustadrak karya Al-Hakim, Fawa’idul-‘Iraqin, Ath-Thayalis, Al-Hilyah Abu Nu’aim, Ad-Dailami dan Kanzul-Ummal Fi Sunanil Aqwal wal-Af’al karya Allamah Alauddin Ali Al-Muttaqi bin Hisamuddin Al-Hindi Al-Burhan Fauri wafat 975 H.

Menurut Ulama Ahlis-Sunnah wal-Jamaah beriman kepada Imam Mahdi atau Nabi Isa ‘alaihis salam adalah wajib, sebagaimana tertulis:

Beriman kepada datangnya Imam Mahdi itu wajib, sebagaimana telah dibenarkan oleh para Ulama dan telah dijelaskan dalam aqidah-aqidah Ahlus-Sunnah Wal-Jamaah dan juga diakui oleh Ahlusy-Syi’ah (Lawaichul-Anwaril-Bahiyah, Juz II, hal. 80).


4. Pendapat Mu’tamar NU

Dalam Mu’tamar Nahdlatul Ulama’ ke-3 di Surabaya, tanggal 12 Rabiul Tsani 1347H./ 28 September 1928 M, Mu’tamar mengeluarkan ittifaq hukum mengenai beberapa masalah diniyah termasuk masalah Al-Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam bahwa mereka mewajibkan untuk meyakini turunnya Nabi Isa pada akhir zaman sebagai Nabi dan Rasul yang melaksanakan syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Agar lebih mantap dan jelas, silakan membaca kutipan berikut ini:

46. S. Bagaimana pendapat Muktamar tentang Nabi Isa as setelah turun kembali ke dunia. Apakah tetap sebagai Nabi dan Rasul? Pada hal Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir. Dan apakah madzhab empat itu akan tetap ada pada waktu itu?

       J. Kita wajib berkeyakinan bahwa Nabi Isa as itu akan diturunkan kembali pada akhir zaman nanti sebagai Nabi dan Rasul yang melaksanakan syariat Nabi Muhammad SAW dan hal itu, tidak berarti menghalangi Nabi Muhammad sebagai Nabi yang terakhir, sebab Nabi Isa as hanya akan melaksanakan syari’at Nabi Muhammad. Sedang madzhab empat pada waktu itu hapus (tidak berlaku) (Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama kesatu – 1926 s/d kedua puluh sembilan 1994, K.H.A. Aziz Masyhuri, diterbitkan PP RMI Bekerja sama dengan Dinamika Press Surabaya, 1997, halaman 36)

Pendapat Ulama Nahdlatul Ulama (NU) tersebut, mereka sokong dengan keterangan dari kitab Syarakh Ar Raudl Juz III. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam akhir zaman itu tidak bertentangan dengan ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu Khataman-Nabiyyin karena beliau tidak menghapus, bahkan menetapkan syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengamalkannya. Adapun cara Allah ta’ala dalam mengajarkan syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Al-Mahdi atau Nabi Isa as itu dengan memberikan wahyu melalui malaikat Jibril as. Jadi, keyakinan warga Jemaat Ahmadiyah yang menyatakan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam yang dijanjikan kedatangannya oleh Sayyidina Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu tidak bertentangan dengan Al-Quran, Hadits, pendapat Ulama zaman dulu, Ulama NU (Nahdlatul Ulama) serta Ulama yang mengaku Ahlis-Sunnah wal-Jamaah. Bahkan, beliau itu merupakan bukti nyata dari kebenaran Al-Quran, Hadits dan pendapat para Ulama sebelum dan sesudahnya yang mengaku sebagai golongan Ahlis-Sunnah wal-Jamaah.

Ditulis oleh:
Abdul Rozzaq (Dosen Sekolah Mubaligh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar