Kamis, 13 September 2012

JANJI DI RUMAHKU

Hendaknya difahami dengan jelas, bahwa baiat hanya berupa ikrar  di lidah  saja tidaklah punya arti apa-apa,  selama baiat itu tidak dihayati dengan sesempurna-purnanya disertai kebulatan tekad dalam hati. Jadi, barangsiapa yang mengamalkan ajaranku dengan sesempurna-sempurnanya ia masuk rumahku, perihal rumah tersebut ada janji  yang tersirat dalam Kalam Ilahi: Sesungguhnya Aku akan memelihara setiap orang yang ada dalam rumah engkau. Yakni, siap-tiap orang yang tinggal di dalam rumah engkau akan Kuselamatkan.
     Dalam hal ini hendaknya jangan diartikan bahwa penghuni rumahku bukanlah hanya mereka yang berdiam dalam rumahku  yang terbuat dari tanah dan batu-bata ini, melainkan janji itu meliputi pula mereka yang mengikuti  dengan sesempurna-sempurnanya adalah termasuk penghuni rumah-ruhaniku.

Tuhan Yang Hakiki & Mukjizat
     Untuk mengikuti Ajaranku hendaknya  mereka harus meyakini hal-hal berikut ini, bahwa mereka mempunyai satu Tuhan Yang Qadir (Maha Kuasa), Qayyum (Yang Maha Mandiri dan segala sesuatu bergantung pada-Nya), dan Khaliqul Kul (Pencipta segala sesuatu yang ada), Yang Sifat-sifat-Nya kekal abadi dan tidak pernah berubah. Dia  bukan anak seseorang dan Dia tidak mempunyai anak.  Dia bersih dari penanggungan derita dan dinaikkan ke tiang salib dan dari kematian. 
       Dia adalah demikian rupa keadaan-Nya,  kendati pun jauh namun dekat, dan meskipun dekat namun jauh. Walau pun Tunggal namun penampakkan-Nya beraneka-ragam.   Manakala di dalam diri manusia terjadi suatu perubahan baru maka baginya Dia pun menjadi Tuhan yang baru, Dia memperlakukannya dengan penampakkan-Nya yang baru pula.
     Orang itu melihat suatu perubahan di dalam Wujud Tuhan menurut kadar (proporsi) perubahan yang  terjadi atas dirinya,  tetapi hal itu tidak berarti bahwa ada perubahan terjadi dalam Wujud Tuhan. Kebalikkannya, semenjak azali Dia tidak pernah mengalami perubahan, dan Wujud-Nya paripurna. Akan tetapi pada waktu terjadi perubahan-perubahan di dalam diri manusia yang menuju kebaikan, Tuhan pun menampakkan  Diri-Nya kepada orang itu dengan penampakan baru. Dan pada setiap kemajuan yang dicapai manusia, penampakkan kekuasaan Tuhan pun terjadi lebih meningkat. Dia memperlihatkan kekuasaan-Nya yang luar-biasa manakala terjadi perubahan luar biasa. Inilah pangkal keajaiban-keajaiban serta mukjizat-mukjizat. 
      Itulah Tuhan Yang merupakan syarat bagi Jemaat kita. Berimanlah kepada-Nya, dan hendaknya mengutamakan Dia lebih dari diri kamu, kesenangan-kesenangan kamu dan segala perhubungan-perhubungan kamu. Dengan perbuatan nyata disertai keberanian perlihatkanlah kesetiaan dengan sejujur-jujurnya. Orang kebanyakan di dunia ini tidak mengutamakan Dia dari harta-benda mereka dan karib-kerabat mereka,  akan tetapi kamu sekalian hendaknya mengutamakan Dia agar kamu sekalian di langit akan ditulis dalam daftar Jemaat-Nya. 
     Memperlihatkan tanda-tanda kasih-sayang    merupakan sunnah Ilahi  semenjak zaman bihari. Tetapi kamu sekalian baru akan dapat memperoleh bagian dalam sunnah itu,  apabila di antara kamu sekalian dan Dia tidak ada jarak pemisah sedikit pun.   Keinginan-keinginan kamu menjadi keinginan-Nya, dan kedambaan kamu menjadi kedambaan-Nya, dan selama-lamanya – baik dalam suasana keberhasilan maupun dalam suasana kegagalan – kepala kamu rebah di hadapan istana-Nya, agar Dia boleh berbuat apa saja yang Dia kehendaki. 
     Apabila kamu berbuat serupa itu maka di dalam diri kamu akan nampak Wujud Tuhan itu yang sudah lama menyembunyikan Wajah-Nya.   Apakah ada di antara kamu sekalian orang yang mengamalkan hal serupa itu dan mencari keridhaan-Nya tanpa berkeluh-kesah atas qadha dan qadar-Nya?  Maka meskipun kamu melihat  suatu musibah, kamu harus melangkahkan kaki kamu terus ke depan, sebab inilah sarana kemajuan kamu.  Berusahalah dengan segenap kemampuan kamu untuk menyebar-luaskan Ketauhidan Ilahi di permukaan bumi ini. 

Menghargai  Sesama Makhluk Tuhan
     Berbelas-kasihlah kepada sesama hamba-Nya,   janganlah berbuat  aniaya terhadap mereka,  baik dengan mulut kamu atau dengan tangan kamu, maupun dengan cara-cara lain. Hendaklah kamu selamanya berusaha menyampaikan kebaikan bagi sesama makhluk. Janganlah berlaku sombong terhadap siapa pun, sekali pun terhadap bawahan kamu juga. Janganlah mencaci-maki orang lain sekalipun ia mencaci-maki kamu.   Hendaknya bersikap merendah-rendah, lemah-lembut, berkeniatan suci, kasih-sayang terhadap sesama makhluk, sehingga kamu dihargai Allah. 
     Banyak orang yang menampakkan perangai lemah-lembut akan tetapi di dalam dirinya tak ubah seperti serigala tabiatnya.  Banyak orang  pada penampakkan lahirnya bersih, namun di dalam hati mereka terdapat ular-ular berbisa. Kamu tidak akan dapat diterima di hadhirat Allah selama keadaan lahir dan keadaan batin kamu tidak serupa. 
     Seandainya kamu jadi orang besar, berbelas-kasihlah terhadap orang-orang kecil, dan janganlah menghina mereka.  Seandainya kamu orang berilmu, berilah nasihat orang-orang yang tidak berpengetahuan, dan janganlah merendahkan mereka dengan menonjolkan kepandaian kamu.   Seandainya kamu hartawan maka berbaktilah kepada orang-orang miskin, dan janganlah takabur dengan menunjukkan sikap keaku-akuan. 
     Takutilah langkah-langkah yang  bisa membawa kamu ke arah  kebinasaan.  Hendaklah takut kepada Tuhan dan tempuhlah jalan ketakwaan.   Janganlah menyembah makhluk. Berpasrah dirilah kepada Tuhan kamu, dan berpalinglah dari dunia. Jadilah kepunyaan Dia sepenuhnya, dan jalanilah kehidupan bagi Dia semata-mata. Dan bencilah segala kenajisan dan dosa demi Dia, sebab Dia adalah Wujud Yang Suci.  Hendaklah tiap-tiap hari bilamana fajar menyingsing memberi kesaksian bahwa kamu telah melewatkan hari (malam?) dengan penuh ketakwaan, dan tiap-tiap petang hendaknya menjadi saksi bahwa kamu menjalani siang hari  dengan hati kamu merasa takut terhadap Allah.

Sumber:
Kutipan buku BAHTERA NUH, terjemahan dari KISYTI NUH, 1905

Tidak ada komentar:

Posting Komentar