Mengapa
keyakinan manusia demikian berbeda antara satu dengan lainnya? Jawabannya oleh
karena mereka dibesarkan oleh lingkungan yang berbeda. Semua pengalaman manusia
disimpan di dalam pusat memori di limbic
system dalam bentuk folder yang sifatnya sangat individual. Tidak
mengherankan jika Nabi Muhammad s.a.w mengingatkan bahwa seseorang menjadi
Islam, Kristen, Yahudi atau Majusi (penyembah api) tergantung dimana mereka
diasuh dan dibesarkan. Anak seorang Islam cenderung menjadi Islam, Anak seorang
Kristen akan menjadi Kristen, dan seterusnya.
Seorang
anak dari sebagian besar (mayoritas) keluarga Muslim setiap saat mendengar
cerita dari orang tua atau gurunya atau seorang ustad, bahwa Nabi Adam a.s
adalah manusia pertama yang diciptakan Allah, diberikan istri yang diciptakan
dari tulang rusuknya, ditempatkan di surga (jannah),
keduanya melanggar larangan untuk tidak memakan buah khuldi, dan akhirnya
dibuang ke bumi. Keduanya terpisah dengan jarak yang cukup jauh, satu di Ceylon
(Srilanka) dan yang lainnya di Jazirah Irak.
Kisah
terpisahnya Adam a.s dan istrinya sungguh sangat sentimental. Keduanya terpisah
dan berkelana selama 200 tahun, dipertemukan Tuhan di Jabal Rahmah. Jika kisah
yang tidak masuk akal ini memang benar-benar terjadi betapa berat tekanan
(depresi) yang harus mereka hadapi karena hidup tanpa teman selama itu. Apakah
mungkin? Akal sehat manusia pasti mengatakan tidak mungkin.
Akan
tetapi, limbic manusia selalu
mengatakan, ’apapun bisa terjadi karena kuasa Tuhan’. Tidak mengherankan jika Jabal Rahmah menjadi salah satu tempat yang ’laris’
dikunjungi oleh para jemaah haji. Rendez-vous
Adam a.s dan Hawa di Jabal Rahmah sudah merupakan mitos kebanyakan umat Islam.
Memang
sebuah mitos tidak membutuhkan pembuktian dan tidak memerlukan akal sehat.
Kisah Sangkuriang dari Tatar Sunda, tepatnya dari daerah Parahiyangan sudah
menjadi legenda yang dipercaya kebenarannya oleh masyarakat. Konon kabarnya,
Sangkuriang, adalah seorang ksatria yang sakti merupakan anak seorang putri
bernama Nyi Dayang Sumbi - bersuamikan seekor anjing bernama Tumang. Mitos dan
legenda semacam inilah yang pada masa lalu sering dijadikan cerita sebelum
tidur (dongeng ba’da Isya) oleh para
orang tua kepada anak-anaknya. Karena ’folder’ memori anak-anak masih kosong,
maka cerita-cerita tersebut akan mudah tersimpan di dalam limbic nya. Demikian juga kisah Nabi Adam a.s yang dikarenakan
demikian kerapnya diceritakan kepada anak-anak Muslim, maka sebagian besar dari
umat Islam mengenal Adam a.s sebagai manusia pertama yang diciptakan di surga,
dan karena dosa-dosanya dibuang ke bumi.
Berbeda
dengan kebanyakan anak mayoritas Muslim, anak seorang Kristiani atau Yahudi
mendapatkan informasi lain. Orang tua atau guru atau para pastor, pendeta dan
para rabi mengatakan bahwa nenek moyang umat manusia adalah Adam a.s. Mudah dipahami bahwa Adam a.s yang dimaksud
oleh orang Kristen maupun Yahudi adalah Nabi Adam a.s yang dimaksud oleh orang
Islam, karena alur cerita dan tokoh-tokohnya sama. Menurut pandangan mayoritas
umat Kristen, Adam a.s diciptakan Tuhan di bumi, tepatnya di Taman Eden, yaitu
pada hari keenam setelah bumi diciptakan-Nya. Karena Tuhan merasa iba dengan
kesendiriannya ia diberikan seorang istri bernama Hawa yang diciptakan dari
tulang rusuknya, kemudian keduanya memakan buah larangan, dan selanjutnya
diusir dari Taman Eden.
Agar
perbedaan pandangan antara mayoritas penganut kedua kelompok agama tersebut
mudah dipahami maka keduanya dirinci di dalam Tabel 1 di bawah.
Tabel 1. Perbedaan Pandangan Tentang Adam Kristen vs Islam
Kristen
|
Mayoritas Islam
|
|
|
Nomor satu
(1) pada Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa pandangan agama Kristen dan
mayoritas Islam tidak berbeda, kecuali di dalam Kitab Bible secara eksplisit
dinyatakan bahwa Adam a.s diciptakan pada hari keenam saat Tuhan menciptakan
bumi beserta isinya (Kitab Kejadian 1:26). Al-Qur’an tidak secara eksplisit
menyatakan bahwa Adam a.s adalah manusia pertama, namun arus utama umat Islam
mempercayai hal ini sama dengan umat Kristen. Keyakinan bahwa Adam a.s adalah
manusia pertama untuk penganut agama Kristen merupakan pokok ajaran yang sangat
fundamental. Artinya, benar atau salahnya keyakinan tersebut tergantung benar
atau tidaknya pernyataan bahwa Adam a.s adalah manusia pertama. Hal ini diakui
oleh John Morris, Presiden Institute for Creation Research[1]):
“If evolution is right, if the earth is old, if fossils
date from before man’s sin (Adam), then Christianity is wrong”
Artinya,
jika teori evolusi yang mengatakan bahwa bumi berumur berjuta-juta tahun
(bahkan bermilyar tahun) itu benar, dan jika fosil-fosil yang sering kita lihat
di museum berumur lebih tua dari Adam a.s (yang notabene baru berumur 6000
tahun), maka dapat disimpulkan bahwa Adam a.s pasti bukan manusia pertama.
Selanjutnya, jika Adam a.s bukan manusia pertama maka doktrin dosa turunan
sangat diragukan. Jika dosa turunan tidak ada maka tidak diperlukan penebusan
dosa. Jika tidak ada penebusan dosa maka dapat dipastikan bahwa agama Kristen
salah!
Uniknya,
John Morris masih sangat yakin bahwa fosil dinosaurus dan fosil minyak bumi
lebih muda dari 6000 tahun. Kitab kejadian menyatakan bahwa bumi dan alam
semesta dijadikan hanya dalam waktu enam hari[2]),
dan Adam diciptakan pada hari ke enam. Artinya, umur bumi hanya berselisih enam
hari dibandingkan umur Adam a.s.
Nomor dua
(2) sangat berbeda, di dalam Bible secara eksplisit tertulis bahwa Adam a.s tinggal
di bumi ini, lokasinya di Taman Eden yang terletak di perpotongan sungai Pison,
Havilah, Hiddekel, dan Euphrat (Kitab Kejadian 2:8 dan 2:11-14). Al-Qur’an
secara eksplisit menyatakan bahwa Allah akan menjadikan seorang khalifah di
bumi – bukan manusia pertama!
”... Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di
muka bumi (Surah Al-Baqarah; 2:30).
Kalau ayat
tersebut berhubungan dengan penciptaan manusia pertama Al-Qur’an tentunya tidak
akan menyebut dengan kata khalifah. Khalifah dalam konteks wakil Tuhan di dalam
Surah Al-Baqarah 2:30 berarti nabi. Artinya, Tuhan akan mengangkat seorang nabi
untuk umat yang hidup di kawasan tersebut.
Namun
karena di dalam ayat berikutnya dikatakan:
” .... Hai Adam, tinggalah kamu
dan istrimu di jannah ......”
(Surah Al-Baqarah; 2:35), . . . . . maka, sebagian besar ulama dan penafsir
Al-Qur’an menginterpretasikan seolah-olah Adam a.s diciptakan di jannah – diartikan sebagai surga akhirat.
Kebanyakan mufasirin (ahli tafsir) dan ulama Islam tidak mempertanyakan apa
sesunguhnya arti kata jannah karena
mereka sudah mengasumsikan bahwa Adam a.s adalah manusia pertama yang diciptakan
langsung melalui mantera kun fayaa kun
di samping Tuhan. Mereka juga berasumsi bahwa Tuhan adalah semacam seorang raja
dengan singgasananya yang megah di jannah.
Mereka tidak pernah berpikir bahwa kata jannah
mungkin hanya sebuah simbol?
Nomor ketiga
(3) sedikit berbeda, Bible secara tegas menuliskan bahwa istri Adam a.s bernama
Hawa yang di dalam bahasa Iberani berarti wanita (Kitab Kejadian 2:23 dan
3:20), namun di dalam Al-Qur’an tidak ada satu ayatpun yang menyebutkan nama
itu. Bahkan semua hadis shahih tidak pernah meriwayatkan secara eksplisit bahwa
istri Nabi Adam a.s bernama Hawa. Nampaknya pengaruh kabilah Yahudi dan Kristen
yang tinggal di jazirah Arab jauh sebelum kelahiran Nabi Muhammad s.a.w
mengakibatkan umat Islam mengadopsi nama Hawa.
Nomor
empat (4), tercantum di dalam Bible bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk
Adam a.s (Kitab Kejadian 2:22). Al-Qur’an tidak menyatakan secara eksplisit.
Nomor lima
(5), keduanya berbeda. Ayat-ayat Bible yang dipercayai oleh para gerejawan
harus dibaca dan diartikan secara literal mengatakan bahwa ular adalah
binatang yang memperdayai Adam a.s dan Hawa memakan buah larangan. Dikatakan pula bahwa ular adalah paling cerdas di Taman
Eden (Kitab Kejadian 3:1). Di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa makhluk yang
menjerumuskan Adam a.s dan istrinya untuk mendekati pohon larangan adalah
setan:
”Lalu setan menggelincirkan keduanya
(Adam dan istrinya) dari jannah itu
...” (Surah Al-Baqarah; 2: 36).
Nomor enam
(6), relatif sama, yaitu keduanya tidak diperkenankan untuk mendekati pohon
larangan. Di dalam Al-Qur’an disebut sebagai syajarah (Surah Al-Baqarah; 2:35). Di dalam Bible keduanya dilarang
memakan buah dari pohon yang terletak ditengah Taman Eden (Kitab Kejadian 3:3).
Umat Kristen berpendapat bahwa buah yang dimakan Adam a.s dan istrinya adalah
pohon apel, sedangkan Al-Qur’an menyatakan sebagai pohon khuldi:
”.... Oh Adam, haruskah aku menunjukkan padamu pohon
khuldi dan kerajaan yang tak pernah hancur”? (Surah Thaahaa; 20:120). Khuldi dalam
bahasa Indonesia berarti keabadian.
Nomor
tujuh (7), sepakat bahwa akibat perbuatan memakan buah larangan keduanya
berdosa. Walaupun di dalam Bible tidak disebutkan secara eksplisit tentang dosa
turunan (Kitab Kejadian 3:15-19), namun istilah ini dipercayai sebagai salah
satu dogma terpenting diantara dua dogma utama agama Kristen. Al-Qur’an secara
spesifik mengatakan bahwa perbuatan Adam a.s dan istrinya sebagai dosa bahkan
disebut sebagai perbuatan sesat:
”Lalu keduanya memakan (buah pohon itu) maka kelihatanlah
auratnya. Dan keduanya mulai menutupi dari daun-daun surga (waraqil jannati). Dan Adam melanggar
perintah Tuhannya lalu dia sesat” (Surah Thaahaa; 20:121).
Kemudian
Tuhan menerima taubatnya sebagaimana disebutkan di dalam Surah Thaahaa (20:
122) dan Al-Baqarah (2:37):
”Maka Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu
Allah memberi ampun kepadanya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi
penyayang”.
Akhir dari
episode pertentangan antara Adam a.s dengan setan dan iblis adalah ketika
beliau diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan jannah atau Taman Firdaus:
”Kami berfirman, ’Turunlah kamu semuanya dari jannah itu! ......... (Surah Al-Baqarah 2: 38).
Ayat Surah
Al-Baqarah (2:38) ini menurut sebagian besar penafsir seolah-olah merupakan
pengusiran Adam a.s dari jannah.
Dalam mitos Kristen kejadian ini disebutkan sebagai pengusiran dari Taman
Firdaus (the expulsion from Paradise/Garden of Eden).
Sumber
referensi: Agama Yang Membebaskan
Ditulis
oleh: DR Soekmana Soma
[1]) Alters J Brian and Sandra M Alters. 2001.
Defending Evolution. A Guide to the
creation vs evolution controversy. Jones and Barlett Publishers, Sudbury, Massachussets.
[2])
Lihat Kitab Kejadian (1:5), satu hari (dalam Bahasa Hebrew adalah Yom) menurut
The Ryrie Study Bible dan the Defenders Study Bible adalah 24 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar