1.
Pabaya kang ran teroris? / Tinulis
ing bausastra, / Kaya
mangkene wacane, /
Ana wong laku wisuna, / Prahara gara-gara, / Nganggep nalare
kampiun, / Kabeh
wong kudu manuta.
Apakah teroris itu? / Tertulis
dalam kamus / Bunyinya begini / Orang yg
berbuat aniaya / Geger yang dahsyat / Menganggap
diri paling benar paling hebat / Semua
orang harus mengikuti dia.
2.
Mangkono jaman puniki, / Teroris kondhang
kaloka, / Tumrah
meh sajagad kabeh, / Gawe geter paripaksa, / Politik wong
culika, / Buta
buteng watekipun, / Nalar cupet murang tata.
Demikianlah
di jaman ini / Teroris jadi amat terkenal / Hampir seluruh dunia / Membuat
geger dengan pemaksaan / Politik
para pengkhianat / Waton
nekad / Nalar dangkal tak punya tenggang rasa.
3.
Cengkah piwulang Agami, / Kang ngarah budaya
mulya, / Kabeh
Agama ancase, / Mulangi
sucining raga, / Trapsila
tata praja, / Ngibadah
lan budi luhur, / Laras
bebrayan sadonya.
Bertentangan dengan Agama / Yang membangun peradaban mulia / Ini
tujuan semua agama /
Mengajari kesucian badani / Adat
sopan santun dan tenggang rasa /
Beribadah dan berbudi luhur / Serasi
pergaulan sedunia.
4.
Lamun mbuka Qur’an Suci, / Ana tembung kalih
wanda, / Fitnah
lan Ikroh sabda-Ne, / Fitnah pan gawe sikara, / Praceka ngayawara, / Banget kejem
tindak dudu, / Luwih
saking amrajaya.
Kalau dibuka Al-Qur’an / Terdapat dua kata / Fitnah
dan Ikrah ayat-Nya / Fitnah
ialah perbuatan mencelakakan / Kebohongan
penuh hasutan / Kejahatan teramat kejam / MeLebihi
pembunuhan.
5.
Dhawuh “La ikraha fiddin”, (2:256) / Ora kena
paripaksa, / Ing
agama prakarane, / Hidayah
haking Pangeran, / Paring
myang saben insan, / Pamanggih antebing kalbu, / Den saruwe tan
prayoga.
Ayat ‘Laa ikrooha fiddien’ / Jangan sekali-kali memaksakan / Dalam
perkara agama / Hidayah adalah urusan Alloh / Yang diberikan kpd setiap insane / Berupa pendapat
dan keyakinan / Tidak pada tempatnya untuk dicela.
6.
Gusti Allah wanti-wanti, / Lamun micara
agama, / Nalar
kudu den tengenke, / Pratitis amilih basa, / Ja natoni gawe
lara, / Patrap
andhap asor santun, / Bebener dipun gayuha.
Alloh perintah dengan tegas / Bila bicara tentang agama / Pakailah
nalar-reason / Hati-hati memilih kata / Jangan menyakitkan hati / Rendah
hati dan sopanlah / Demi
memperoleh kebenaran.
7.
Ngajak mring dalaning Gusti, / Kudu kanthi
wicaksana, / Lembah
manah pituture, / Lamun
pepadona sira, / Miliha
sabda tama, / Gusti
Maha-wikan tuhu, / Udani
sapa kang sasar. (16:125)
Menyeru kejalan Tuhan/ Hendaklah bijaksana/ Nasihat
yang Lemah lembut/ Kalaupun berdebat/ Pilihlah kata-kata yang halus/ Tuhanlah
Yang Maha tahu/ Siapa gerangan yang tersesat.
8.
Allah Maha-ngudaneni, / Sapa kang antuk
hidayah, / Leres
miturut margi-Ne, / Mula aja
paripaksa, / Mamrih
sira menanga, / Keburu
napsu kalimput, / Nglangkahi
Kang Maha-kwasa.
Alloh selalu mengetahui / Siapa yang beroleh hidayah / yang benar
mengikuti jalan-Nya /
Janganlah bermain paksa / Mau
menang sendiri / Mengangkat diri lebih dari Yang Maha kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar