Sabtu, 09 Juni 2012

ASMARANDANA


1.        Pabaya kang ran teroris? / Tinulis ing bausastra, / Kaya mangkene wacane, / Ana wong laku wisuna, / Prahara gara-gara, / Nganggep nalare kampiun, / Kabeh wong kudu manuta.

Apakah teroris itu? / Tertulis dalam kamus / Bunyinya begini / Orang yg berbuat aniaya / Geger yang dahsyat / Menganggap diri paling benar paling hebat / Semua orang harus mengikuti dia.

2.        Mangkono jaman puniki, / Teroris kondhang kaloka, / Tumrah meh sajagad kabeh, / Gawe geter paripaksa, / Politik wong culika, / Buta buteng watekipun, / Nalar cupet murang tata.

Demikianlah di jaman ini / Teroris jadi amat terkenal / Hampir seluruh dunia / Membuat geger dengan pemaksaan / Politik para pengkhianat / Waton nekad / Nalar dangkal tak punya tenggang rasa.

3.        Cengkah piwulang Agami, / Kang ngarah budaya mulya, / Kabeh Agama ancase, / Mulangi sucining raga, / Trapsila tata praja, / Ngibadah lan budi luhur, / Laras bebrayan sadonya.

Bertentangan dengan Agama / Yang membangun peradaban mulia / Ini tujuan semua agama / Mengajari kesucian badani / Adat sopan santun dan tenggang rasa / Beribadah dan berbudi luhur / Serasi pergaulan sedunia.

4.        Lamun mbuka Qur’an Suci, / Ana tembung kalih wanda, / Fitnah lan Ikroh sabda-Ne, / Fitnah pan gawe sikara, / Praceka ngayawara, / Banget kejem tindak dudu, / Luwih saking amrajaya.

Kalau dibuka Al-Qur’an / Terdapat dua kata / Fitnah dan Ikrah ayat-Nya / Fitnah ialah perbuatan mencelakakan / Kebohongan penuh hasutan / Kejahatan teramat kejam / MeLebihi pembunuhan.

5.        Dhawuh “La ikraha fiddin”, (2:256) / Ora kena paripaksa, / Ing agama prakarane, / Hidayah haking Pangeran, / Paring myang saben insan, / Pamanggih antebing kalbu, / Den saruwe tan prayoga.

Ayat ‘Laa ikrooha fiddien’ / Jangan sekali-kali memaksakan / Dalam perkara agama / Hidayah adalah urusan Alloh / Yang diberikan kpd setiap insane / Berupa pendapat dan keyakinan / Tidak pada tempatnya untuk dicela.

6.        Gusti Allah wanti-wanti, / Lamun micara agama, / Nalar kudu den tengenke, / Pratitis amilih basa, / Ja natoni gawe lara, / Patrap andhap asor santun, / Bebener dipun gayuha.

Alloh perintah dengan tegas / Bila bicara tentang agama / Pakailah nalar-reason / Hati-hati memilih kata / Jangan menyakitkan hati / Rendah hati dan sopanlah / Demi memperoleh kebenaran.

7.        Ngajak mring dalaning Gusti, / Kudu kanthi wicaksana, / Lembah manah pituture, / Lamun pepadona sira, / Miliha sabda tama, / Gusti Maha-wikan tuhu, / Udani sapa kang sasar. (16:125)

Menyeru kejalan Tuhan/ Hendaklah bijaksana/ Nasihat yang Lemah lembut/ Kalaupun berdebat/ Pilihlah kata-kata yang halus/ Tuhanlah Yang Maha tahu/ Siapa gerangan yang tersesat.

8.        Allah Maha-ngudaneni, / Sapa kang antuk hidayah, / Leres miturut    margi-Ne, / Mula aja paripaksa, / Mamrih sira menanga, / Keburu napsu kalimput, / Nglangkahi Kang Maha-kwasa.

Alloh selalu mengetahui / Siapa yang beroleh hidayah / yang benar mengikuti jalan-Nya / Janganlah bermain paksa / Mau menang sendiri / Mengangkat diri lebih dari Yang Maha kuasa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar